Minggu, 17 Februari 2013 - 0 komentar

Perempuan koma-tanpa-spasi

Gelung hitam rambutnya
terurai sebahu
Dingin caranya menatap
Anggun caranya melangkah

Dengan segenap sisi hitam di balik tengkuknya,
ia menyulap cerah jadi hujan
ia matikan api dengan sekelebatan

Bebulir keringat di dahinya
adalah semacam tanda
bahwa ia pembeda

Sebagaimana aku sebelum mengenalnya
matahari tenggelam di matanya
ombak bergemuruh di dadanya
kata-katanya adalah puisi
dengan segenap bahasa yang ia miliki sendiri

Garis mukanya adalah tebing
yang meneguhkan citra kuasa dirinya
hingga ia alpa, 
bahwa spasi itu yang menyajikan laut buatnya.
Bukan koma, yang menjeda.

~F

0 komentar:

Posting Komentar