Rabu, 23 Januari 2013 - 0 komentar

Ziarah (Bersama Coelho)

selesai baca Jan 2013
Sekali lagi, saya membaca Coelho. Kali ini saya diajaknya berziarah lewat The Pilgrimage. Sepanjang perjalanan menyusuri Jalan Suci Santiago, saya dijelaskannya tentang pencarian sejati dalam hidup. Dalam novel yang terbit sebelum The Alchemist itu, Coelho mencari pedang yang dijanjikan Tradisi Ritual untuknya. Namun, di detik-detik prosesi penyerahan, sang guru batal menyerahkannya pada Coelho. Ia melihat Coelho belum layak menerimanya. Maka mau tak mau, ia meminta muridnya itu untuk mencari sendiri pedang yang akan disembunyikan oleh istrinya.

Sebenarnya, bisa saja Coelho memaksa istrinya untuk mengabarkan posisi pedang itu berada. Tapi inilah Coelho. Seorang pencari. Ia mencari makna dari semua kejadian itu. Ditemani Petrus, pemandunya, Coelho merangkai keping demi keping pencarian menuju pedangnya. Dan ternyata, bukanlah pedang itu sendiri yang menjadi tujuannya. Ada banyak pelajaran yang Petrus berikan pada Coelho sepanjang perjalanan.

Memang, bukankah hidup itu hanya menanti butir-butir kejutan yang bakal menggelinding di waktu yang tepat?

Dan pelajaran yang paling menyesakkan adalah tentang ziarah atau jalan-jalan itu sendiri. Sebenarnya, untuk apakah perjalanan itu harus dilakukan?

Saya menggemari jalan-jalan. Entah sudah berapa ribu langkah jalan yang sudah saya lakukan selama ini. Tentunya saya tak ingin itu semua hanya untuk gagah-gagahan semata. Perjalanan, apa pun bentuknya, selalu punya makna bagi para pelakunya. Dan benar adanya. Setiap usai dari perjalanan, saya selalu menemukan pelajaran-pelajaran yang tak pernah ada di buku atau bangku kuliah. 

Makin banyak berjalan, makin banyak tahu. Seiring akan makin banyak rintangan. Tapi tak semua menyurutkan orang yang mengaku seorang peziarah. 

Banyuwangi - Tanjungpinang, adalah keping ziarah berharga yang tak pernah tergantikan oleh apa-apa. Saya sadar remah keping-keping itu akan bermuara pada kesatuan utuh. Semoga perjalanan selanjutnya, adalah keping yang melengkapkan. 

Gracias, Paulo.

Salam,
Fatih.

0 komentar:

Posting Komentar