Selasa, 06 November 2012 - 0 komentar

Silenzio Stampa

Silenzio Stampa, atau yang dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan blackout atau silence press, adalah keadaan saat orang atau perusahaan berhenti memberikan keterangan apa pun pada pers. Idiom asal Italia ini lebih kerap terdengar di dunia sepak bola. Terutama dari klub-klub yang berasal dari negeri pizza itu. Apalagi saat klub merasa dirugikan dengan tulisan pers yang menjatuhkan mental bermain klub. Maka silenzio stampa pun menjadi kebijakan yang diambil oleh klub.
Terhitung sejak Minggu (4/10) lalu, saya pun juga sedang melakukan aksi ini. Tapi saya bukan membungkam mulut saya kepada pers apa pun. Tapi hanya kepada dua akun jejaring sosial. Tersebab, saat itu saya sadar, sudah terlalu banyak waktu saya yang terbuang begitu saja dengan banyak ngoceh di Facebook atau berkicau di Twitter. Maka terhitung tanggal di atas hingga dua pekan ke depan, saya silenzio stampa kepada akun saya sendiri.
Karena apa, saya masih punya satu draft novel yang harus saya selesaikan sebelum 30 November nanti. Dan ini butuh tenaga ekstra, sebab dari 22 bab rencana saya, tulisan itu baru rampung di bab 8. Maka sedikit "keras dan kejam" pada diri sendiri itu saya rasa perlu.
Ini adalah sebuah komitmen. Dan saya sangat tahu, komitmen itu ukuran awal dari kesuksesan seseorang. Orang tak bisa menjadi perajin tahu dan tempe yang baik, kalau ia tidak berkomitmen kuat untuk pergi ke pasar dang ngeluru ke penjual kedelai. Begitu juga dengan saya, mengurangi ocehan di jejaring sosial adalah komitmen saya untuk lebih banyak "membuang" kata-kata saya di tulisan saya atau pun blog ini. 

Harapannya, tentu, komitmen ini akan meningkatkan kecakapan saya dalam berbuat apa pun. Pastinya, juga dalam dunia tulis-menulis yang terlanjur saya cinta kepadanya. 

Salam,
Fatih.

0 komentar:

Posting Komentar