Seperti yang selalu saya katakan pada tiap anak murid atau anak kecil yang sedang menangis. 'Ya sudah nangis aja dulu.'
Harapannya, dari kalimat itu, semoga anak itu menikmati bahwa mengucurkan air mata itu sebuah anugerah yang, sadar atau tidak, mesti disyukuri.
Kebanyakan orang dewasa, selalu malu dengan aktivitas menangis. Mereka menjadikan malu sebagai tedeng, sehingga sekuat mungkin mencegah air matanya tumpah, menganak-sungai di pipinya.
Saya sedang tidak bicara menangis atas apa, tetapi hanya ingin berbicara tentang aktivitas menangis. Saya yakin, menangis timbul akibat goncangan di dada. Entah itu kebahagiaan atau kesedihan. Semakin kuat goncangan itu menggoyangkan, maka semkain kuat pula isak yang hadir.
Efeknya? Setelah menangis, manusia akan mampu bersyukur, merasa lemah, syukur-syukur menjadi paham siapa dirinya. Bisa jadi, ketika menangis, ada kelebat-kelebat halus yang berkelit-kelindan di kepala. Ini kerap menjadi trigger yang akan menghadirkan gairah baru usai air mata itu tercurah.
Atas nama apa pun, tak perlu malu ketika menangis. Dan sadari sepenuhnya, mengeluarkan air mata itu juga menyehatkan mata dan menjernihkan pikiran.
Semesta, terima kasih untuk aktivitas menangis hari ini.
Salam,
Fatih
0 komentar:
Posting Komentar