Bagaimanapun, segala keadaan mesti disyukuri. Ini selaras dengan hukum yang Allah abadikan di karya paling agung.
"Barang siapa yang bersyukur, maka akan Aku tambahkan." (QS. Ibrahim 7)
Maka, aku bersyukur atas kehilangan Dell karena;
1. Aku makin semangat buat menulis.
2. Aku jadi tahu benar rasa kehilangan dan bagaimana indahnya mengikhlaskan
3. Aku jadi makin rajin mengunci pintu.
4. Tentunya, aku juga bersyukur masih sehat sepenuhnya. Andaikan saja si pencuri itu menikamku yang tertidur, mungkin sekarang aku masih dirawat di rumah sakit, atau bisa-bisa sudah di liang kubur.
5. Aku boleh kehilangan karya, tapi aku tidak kehilangan akal sehat untuk tetap berkarya.
6. Ini membuat makin menarik saja hal-hal yang akan kutulis di otobiografiku nanti.
7. Setidaknya, karena peristiwa ini, aku dan Yoan makin semangat untuk saling membesarkan dan menyemangati.
8. Target menjadi lebih jelas; beli laptop lagi yang lebih menggigit kemampuannya.
9. Ini mengingatkanku pada semangat dua tahun lalu, saat tak punya laptop. Gairahku menulis menyala-nyala.
10. Ke depannya, aku yakin, pasrah dan ikhlas ini pasti akan memperbaiki taraf hidupku. Karena di depan sana masih ada banyak gelombang yang menunggu untuk ditaklukkan.
11. ........... (dst)
Perpisahan memanglah sulit. Tapi bila ini yang membesarkan kita, kenapa tidak? Sampai jumpa, Dell. Kenanganku tentangmu takkan usai.
NB: Sampai detik ini aku masih menghitung banyaknya hal yang mesti disyukuri dari kehilangan Dell. Dan nyatanya, aku tak pernah mampu menghitung nikmat Allah yang sudah terlampau ini.
Kehilangan melahirkan keberwujudan.
Salam,
Fatih.
5 komentar:
mas hilang laptop ya? sama, saya juga pernah... saya malah skripsi yang hilanggg.. sedih banget, untung masih ada print out hasil bimbingan terakhir.. Allah selalu menjadikan segala kehilangan sebagai sesuatu yang bisa kita pelajari. Salam ^^
Subhanallah kak, cayo ya, Allah gantikan dengan yang lebih baik :)
semangat kawan!
wah, hilang laptop ya mas?
saya kehilangan dompet sabtu kemarin. dompet yang isinya surat2 penting kaya KTP, STNK de el el. -_-
sama-sama harus belajar ilmu ikhlas dan 'bersyukur' yang lebih lagi. :)
salam kenal sahabat blogger. kunjungan perdana.
~ Begitulah cara tersendiri Tuhan mendidik hamba-Nya, Mbak Siti Maemunah.
~ Amin. Terima kasih, Devina. Intinya, apa pun keadaannya, tetap menulis. Itu hikmah yang paling indah.
~ Semangat ini harus tetap menyala, Bung Rudi Rendra.
~ Ikhlas tak semudah di bibir. Lewat beragam peristiwa, termasuk kehilangan, menjadikan kita lebih tahu rasa ikhlas yang sebenarnya ya, Mbak Leiny Deedee. Salam kenal kembali dari saya.
Posting Komentar